Dalih Burung Ke delapan
Dari Mantiqhut-thair by Faridu'd-Din Attar
Laba-Laba
Pernahkah kau memperhatikan laba-laba dan mengamati betapa mengagumkan
ia menggunakan waktunya? Dengan kecepatan dan kewaspadaan ia menganyam
jaring-sarangnya yang menakjubkan itu, sebuah rumah yang dihiasinya
untuk keperluannya. Bila lalat jatuh tertungging ke dalam jaring itu,
laba-laba itu buru-buru menyergapnya mengisap darah makhluk kecil itu
dan membiarkan bangkai itu mengering untuk digunakannya sebagai
makanannya. Kemudian datang penghuni rumah dengan membawa sapu, dan
dalam sekejap saja, jaring-sarang, lalat dan laba-laba itu pun lenyap
ketiga-tiganya!
Jaring laba-laba itu melambangkan dunia; lalat
itu, rizki yang telah diberikan Tuhan di sana bagi makhlukNya. Andaikan
seluruh dunia sekalipun jatuh ke tanganmu, kau dapat kehilangan semua
itu dalam sekejap saja. Kau hanya bayi di jalan pengertian; namun kau
berdiri sia-sia di luar tabir. Jangan tuntut tempat dan kedudukan jika
kau tidak bodoh.
Dan ketahuilah, hai pandir yang tak peduli,
bahwa dunia ini diserahkan pada lembu jantan. Ia yang memandang
genderang dan bendera sebagai tanda keagungan tak akan pernah menjadi
darwis; benda-benda itu hanyalah siul angin lebih kecil nilainya
daripada mata uang terkecil. Tahanlah kuda kebodohanmu yang melata bagai
siput itu, dan janganlah terpedaya karena memiliki kekuasaan. Bila
macan tutul itu sudah terkuliti, maka hidupmu pun akan terenggut hilang.
Bukalah mata cita-cita yang sejati dan temukan Jalan Kerohanian itu;
langkahkan kakimu di Jalan Tuhan dan carilah istanaNya yang luhur.
Sekali kau melihatnya, maka kau tak akan terikat lagi pada gemerlap
dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar