Itik
Mantiqut-Thair, Faridu'd-Din Attar
Dengan takut-takut Itik pun keluar dari air lalu pergi ke persidangan
itu, mengenakan jubahnya yang terindah. “Tiadalah kiranya yang pernah
menyaksikan makhluk yang lebih menarik dan lebih suci dari padaku,”
katanya. “Setiap saat aku melakukan sesuci yang menjadi kelaziman itu,
lalu membentangkan tikar sembahyang di air. Burung mana dapat hidup dan
bergerak di air seperti aku? Dalam hal ini aku punya kemampuan yang
mengagumkan. Di antara burung-burung aku petobat yang berpenglihatan
jernih, berpakaian bersih; dan aku hidup dalam unsur yang suci. Tak ada
yang lebih bermanfaat bagiku kecuali air, karena di sana kudapat
makananku dan kumiliki permukimanku. Bila kesusahan-kesusahan merisaukan
diriku, kubasuh hilangkan semuanya di air. Air jernih memberikan
zat-zatnya pada sungai di mana aku hidup; aku tak suka akan tanah
kering. Begitulah, karena aku hanya berurusan dengan air, mengapa pula
aku harus meninggalkannya? Segala yang hidup ini hidup dari air.
Bagaimana aku akan dapat melintasi lembah-lembah dan terbang mendapatkan
Simurgh? Mana mungkin macam aku ini yang puas dengan permukaan air,
merasa rindu untuk bertemu dengan Simurgh?”
Hudhud berkata, “O
kau, yang menemukan kegembiraan di air yang memenuhi seluruh hidupmu!
Bermalas-malas kau mengantuk di sana, tetapi ombak datang dan kau
dihanyutkan. Air hanya baik buat mereka yang bermuka jelita dan berwajah
bersih. Jika kau seperti itu, baiklah! Tetapi berapa lama kau akan tetap
bersih dan suci bagai air?”
Cerita Orang yang Salih
Seseorang bertanya pada seorang aulia, “Bagaimanakah kiranya kedua dunia
yang selalu memenuhi pikiran kita itu? ” Jawabnya, “Baik dunia atas
maupun dunia bawah bagaikan setitik air, yang ada dan yang tidak ada.
Yaitu setitik air yang menampakkan dirinya sendiri pada mulanya, dan
kemudian mengambil beragam bentuk yang indah-indah. Segala perwujudan
ini bagaikan air. Tiada yang lebih keras daripada besi, namun besi pun
tahu bahwa airlah asalnya. Tetapi segala yang berasas pada air, biar
besi pun, tak lebih nyata dari mimpi. Air sama sekali tak tetap.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar