Dalih Burung Keenam
Dari Mantiqut thair by Faridu'd-Din Attar
Guru Ruhani dan Muridnya
Seorang murid yang masih muda, tanpa sepenetahuan gurunya (seperti
dikiranya) mempunyai sekedar simpanan emas. Gurunya itu tak berkata
apa-apa, dan suatu hari mereka pergi bersama-sama dalam suatu
perlawatan. Akhirnya mereka sampai ke sebuah lembah yang gelap; di
tempat masuk ke lembah itu terbentang dua jalan. Si murid mulai
khawatir, sebab emas (memang) merusak pemiliknya.
Gemetar ia
pun bertanya pada Gurunya, “Jalan mana yang mesti kita tempuh?” Gurunya
itu menjawab, “Bebaskan dirimu dari apa yang membuatmu khawatir itu,
maka jalan mana pun tak menjadi soal. Setan takut akan orang yang tak
mempedulikan uang, dan cepat akan menghindar daripadanya. Demi sebutir
emas kau membelah sehelai rambut. Secara agama, emas seperti keledai
yang lumpuh; tak ada harganya, hanya merupakan beban.
Bila
kekayaan datang pada seseorang dengan tak disangka-sangka, mula-mula
akan membuatnya bingung, kemudian menguasainya. Ia yang terikat dengan
cinta akan uang dan harta milik, terikatlah tangan dan kakinya dan
dilontarkan ke dalam lubang-penjara. Hindarilah lubang penjara yang
dalam ini jika kau bisa; jika tidak, tahan nafasmu, sebab udara
didalamnya amat luar biasa pengapnya.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar