(Undangan Komentar untuk semua tanpa kecuali)
Agil bin Abdullah Albatati
Perang Israel-Palestina (Al jazeera english)
Makalah Palestina atau yang lebih dikenal dokumen Palestine Papers menyedot perhatian pemimpin hampir semua negara sejak detemukan olah TV Al Jazeera 23-jan-2011. Diungkap bareng dengan harian Guardian dari Inggris membuat daya gedor dokumen tersebut menampart beberapa pemimpin negara penting. Gemanya sempat surut ditepis gema Revolusi Mesir akhir Januari 2011. Kini mencuat lagi pada pekan pertama Februari. Dokumen rahasia yang berisi komunikasi belakang layar dalam proses negosiasi Israel-Palestina itu ternyata berujung pada terungkapnya skandal penghianatan Presiden Palestina Mahmoud Abbas kepada rakyatnya sendiri. Apa pasal?
Palestine Papers on Al Jazeera English
Palestine Papers mengungkap nota rahasia diplomatik sejak 1999-2010, masih dalam pergulatan, sehingga bobot dan pengaruhnya lebih dahsyat daripada Wikileaks yang mengungkap sejarah yang hampir usang.
The Papers Palestina adalah kebocoran berita terbesar dalam sejarah konflik Israel-Palestina yang merupakan kebijakan publik tersembunyi dari catatan publik. Mencakup catatan hampir 1.700 file, yang dirilis mulai 23 Januari oleh Al-Jazeera. Ribuan halaman korespondensi diplomatik merinci cara kerja internal dalam proses perdamaian Palestina-Israel. Berisi dokumen, memo, e-mail , peta , nota pertemuan pribadi, rekening pertukaran tingkat tinggi, nota strategis dan bahkan presentasi power point - sejak tahun 1999 sampai 2010. Kemudian dirilis hingga Januari 26 Desember 2011. Harian The Guardian menyatakan sahih temuan-temuan tersebut dalam kemitraannya dengan Al Jazeera.
Setidaknya terdapat 1.684 total dokumen , termasuk:
- Palestinian Papers on Guardian.co.uk
275 set menit rapat; - 690 internal e-mail;
- 153 laporan dan studi;
- 134 set poin pembicaraan dan catatan persiapan untuk pertemuan;
- 64 draft perjanjian;
- 54 peta, diagram dan grafik;
- dan 51 “non-kertas.”
Akiva Eldar menulis dalam Haaretz bahwa dokumen ini lebih penting daripada yang dirilis oleh Wikileaks karena mereka menangani isu-isu mutakhir tentang perbatasan permanen di Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Presiden Mahmod Abbas ( aljazeera english)
Dalam editorialnya Guardian melukiskannya sbb:
“Sulit untuk mengatakan siapa yang tampil terburuk: para pemimpin Palestina yang lemah, penakut dan bersemangat untuk menyirami puji-pujian kepada rekan-rekannya ; Israel yang sopan dalam kata tapi menghina dalam tindakan; atau Amerika yang netralitasnya terdiri atas hasrat mengelabui si lemah dan menggandeng tangan si kuat.
Bersama-sama mereka bersekongkol untuk membangun sebuah negara boneka di Palestina, sebaik-baiknya otoriter, pilihan paling buruk sebagai pengganti sebuah kekuatan pendudukan. Untuk mendapatkan bentuk perbudakan, Palestina telah mencambuk keluarga perak. Saeb Erekat, kepala negosiator PLO, dipreteli statusnya hingga pada satu titik untuk sekedar memohon sebuah daun ara: “Apa gunanya saya jika saya hanya lelucon bagi istri saya, jika saya begitu lemah,’ katanya kepada utusan Barack Obama Untuk Timur Tengah yaitu George Mitchell “.
Penyangkalan telah dilancarkan Otoritas Palestina (PA) di bawah Presiden Mahmoud Abbas dan dari Penguasa Israel bahwa temuan Makalah Palestina adalah kebohongan belaka. Dibarengi dengan perang mulut Abbas lawan Al Jazeera dan Emir Qatar di mana Al Jazeera berkantor pusat. Namun penelusuran terus berlangsung dan menyudutkan pihak-pihak yang terkait, termasuk agen M-16 dari Inggris. Salah satu temuan paling menyesakkan adalah bukti bahwa PA dan Presiden Abbas telah diberitahu rencana Perang Gaza oleh pejabat Israel agar Abbas bisa menyelamatkan diri. Lalu merahasiakannya dari rekan Hammas dalam pemerintahan Palestina bersatu. Sepanjang serbuan Israel tersebut di tahun 2008 sekitar 1400 warga Palestina tewas. Abbas selalu mengatakan bahwa dia mengetahuinya dari media massa.
Temuan Makalah Palestina ini, walau dalam masih dalam pendalaman, tak pelak mendorong rakyat Palestina untuk bersiap menyambut langkah estafet Revolusi Arab yang telah berkobar dari Tunisia hingga Mesir. Karena dokumen rahasia tersebut memempatkan Mahmoud Abbas tak beda jauh dengan Ben Ali di Tunisia dan Husni Mubarak di Mesir. Sama-sama boneka Paman Sam yang layak ditumbangkan!
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar