Minggu, 09 Desember 2012

Nabi Daniel dan Mimpi Nebukadnezar Tentang Kehancuran Israel

Nabi Daniel dan Mimpi Nebukadnezar 
Tentang Kehancuran Israel


 

Serangan brutal Israel menjelang penghujung tahun 2012 kini menjadi fokus perhatian dunia. Apakah ini pertanda keruntuhan Israel sesuai nubuat Nabi Daniel?
Pada masa Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu’anhu, sebuah ekspedisi jihad dikirimkan ke Persia. Kota demi kota yang dikuasai Rejim Majusi penyembah api dibebaskan oleh pasukan Islam.
Syahdan, mujahidin mencapai sebuah kota bernama Tastar. Setelah menaklukkan benteng, mereka menemukan di sebuah ruangan ada sesosok jenazah yang telah lama wafat namun masih utuh. Hanya sedikit rambut dari tengkuknya yang rontok. Penduduk kota memberitahukan bahwa itu jenazah Daniel ‘alaihissalam, seorang nabi dari Bani Israil.
Nabi Daniel mirip seperti Nabi Yusuf, ia diasingkan dan dianiaya. Ia memiliki sebuah kitab dengan namanya. Isinya aqidah tauhid, kabar gembira tentang kedatangan Muhammad saw sebagai nabi terakhir dan kabar tentang akhir zaman.
Sama dengan Nabi Yusuf, Allah memuliakan Nabi Daniel dengan ilmu dan kemampuan menafsirkan mimpi raja. Tafsir Nabi Daniel terhadap mimpi Raja Nebukadnezar, pemimpin Babilonia yang saat itu menjajah Bani Israel, menjadi isu penting dalam keyakinan mereka.
Singkat cerita, para mujahid yang menemukan jenazah Daniel juga menemukan kitab di atas kepalanya. Mereka kemudian membawa kitab itu kepada Umar ra yang memerintahkan Ka’ab al Akhbar untuk menerjemahkannya. Ka’ab adalah mantan pendeta Yahudi sebelum ia masuk Islam, itulah sebabnya ia digelari “al akhbar.”

Mimpi Sang Raja
Di antara isi kitab Daniel adalah tafsir mimpi Nebukadnezar. Sang raja bermimpi aneh yang tak mampu ditakwilkan oleh para filosof, tukang sihir dan nujum dari kalangan Majusi.
Dalam mimpinya Nebukadnezar melihat patung berukuran raksasa yang berkepala emas, dada dan lengannya perak. Lalu perut dan pinggangnya tembaga, pahanya dari besi sementara kakinya sebelah dari besi dan sebelah lagi tanah liat.
Kemudian sebuah batu besar, tanpa upaya manusia, menggelinding sendiri dan menggilas kaki yang terbuat dari tanah liat. Akibatnya kaki patung itu hancur dan ambruk. Semua bagiannya yang terbuat dari emas, perak, tembaga, besi dan tanah liat tergilas batu. Batu itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Daniel menakwilkan bahwa bagian-bagian patung patung adalah kerajaan-kerajaan besar yang berpengaruh di dunia. Kekuasaan mereka silih berganti sampai muncul kehendak Allah Ta’ala muncul sebuah kerajaan besar yang dikehendaki-Nya melumatkan berbagai kerajaan sebelumnya dan menghapuskan pengaruhnya hingga akhir zaman.

Kejayaan Islam
Syaikh Dr. Safar al Hawali, dalam bukunya “Yaumul Ghadhab, Hal Bada’a bintifadhati Rajab?” memberikan penjelasan lebih konkret. Kepala emas adalah kerajaan Babilonia di bawah Nebukadnezar. Dada dan lengan perak adalah Imperium Persia yang menguasai Irak, Syam dan Mesir. Sementara perut tembaga adalah Kerajaan Yunani di bawah Alexander Agung. Paha besi adalah Imperium Romawi, sementara kaki besi dan tanah liat adalah pecahannya; Romawi Barat dan Romawi Timur (Byzantium).
Adapun batu besar yang menggilas semua kerajaan tadi dimulai dari kaki tanah liat adalah Imperium Islam. Di bawah Rasulullah saw, khulafaur rasyidin dan khilafah Islam selanjutnya, satu persatu kerajaan besar dan peradabannya ditaklukkan. Dimulai dari Romawi Timur yang beribukota di Konstantinopel.
Setelah menggilas semua peradaban pagan, penyembah berhala yang disimbolkan sebagai patung, maka batu yang menggelinding sendiri dengan kehendak Allah akan memenuhi bumi. Batu yang berguling sendiri tanpa campur tangan manusia itu menyimbolkan peradaban yang turun dari wahyu Allah. Inilah kekuasaan Islam yang akan memenuhi dunia dengan kebaikan hingga akhir zaman.

 Nubuat tentang lima kerajaan itu kemudian dipegangi oleh Bani Israel, yang waktu itu tengah dikuasai Babilonia, sebagai kabar gembira dari Allah Ta’ala. Mereka selalu menunggu kehadiran “kerajaan kelima” yang menghancurkan kerajaan-kerajaan pagan musyrik. Apalagi mereka memang selalu dijajah dan dizhalimi oleh berbagai kerajaan itu.
Kabar-kabar nubuat yang disampaikan para nabi Bani Israel, di antaranya dalam Kitab Yesaya, menunjukkan bahwa kerajaan kelima akan dipimpin oleh “pangeran perdamaian” yang memiliki stempel kenabian di pundaknya. Semua ciri dan tanda yang dikisahkan para nabi itu tiada lain merujuk kepada Islam yang disempurnakan oleh Muhammad saw.
Keyakinan ini turun-temurun dikisahkan dan kehadirannya selalu dinantikan. Bahkan Kaisar Hiraklius, raja Romawi Timur yang mendengar sifat-sifat Rasulullah dari keterangan Abu Sufyan (waktu itu masih kafir dan memusuhi beliau), segera berkata “Telah muncul rajanya umat yang dikhitan.”
Kepada Abu Sufyan, Hiraklius menambahkan, “Kerajaannya akan mencapai pijakan kedua kaki saya.” Seolah sang kaisar telah membaca pertanda bahwa kerajaannya akan dikuasai oleh kaum Muslimin.
Kelak, ketika Hiraklius harus meninggalkan Syam (kini Suriah) karena dikalahkan pasukan Islam, ia berujar sedih, “Selamat tinggal Suriah, inilah perpisahan yang tak akan ada lagi pertemuan lagi setelahnya.”


Dipelintir
Namun, kearifan Hiraklius tak dimiliki oleh kaumnya, Bani Israel. Kerajaan kelima yang menguasai bumi itu ditakwilkan berbeda oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi.
Kaum Nasrani menakwilkan bahwa kerajaan kelima adalah Millenium turunnya Al-Masih. Sementara kaum Yahudi menafsirkan bahwa kerajaan itu adalah kerajaan Daud yang dipimpin sang Mesias putra Daud. Untuk memperkuat takwil itu mereka menyatakan, “Ada jeda waktu dalam Nubuat Daniel.”
Jeda waktu menurut mereka ini aneh. Jarak antara kepala sampai kedua betis –antara masa Babilonia dan Roma, sejak Nebukadnezar wafat hingga Kaisar Titus menguasai Al-Quds- kira-kira enam abad. Namun mereka tak sudi menerima bahwa betis hingga telapak kaki adalah Romawi Barat dan Timur, sementara batu yang menggilasnya adalah Kerajaan Islam.
Menurut mereka ada jeda 1000 tahun antara betis dan telapak kaki. Sungguh gambaran yang aneh bin ajaib, bagaimana mungkin panjang kepala hingga betis 600 tahun, sementara panjang betis hingga telapak kaki malah 1000 tahun? Tentu bentuk patungnya sangat tak proporsional.
Padahal impian itu turun pada Nebukadnezar, seorang paganis penyembah patung. Bentuk berhala para paganis selalu memperhitungkan proporsi. Seni patung zaman itu belum mengenal bentuk abstrak dan aneh-aneh yang tak proporsional, seperti karya Dali dan Picasso misalnya.
Alasannya sederhana, Bani Israel tak sudi menerima bahwa kerajaan kelima yang dinantikan justru di bawah pimpinan Bani Ismail. Seperti diketahui, Muhammad saw adalah keturunan Ibrahim as dari jalur putranya Ismail. Berbeda dengan Bani Israel yang lahir dari keturunan Israel alias Ya’qub as.
Meski suka memelintir wahyu Allah kepada para nabi mereka, Bani Israel selalu menjadikan kabar-kabar itu sebagai patokan dalam politik mereka. Di Yatsrib, nama jahiliyah Madinah, mereka selalu mengancam orang-orang Aus dan Khazraj dengan kedatangan nabi terakhir yang sedang ditunggu-tunggu.
Setiap kali berselisih dengan kaum Arab, Yahudi Yatsrib selalu mengancam, “Tunggu sampai nabi terakhir kami datang. Pasti kami akan mengalahkan dan mengusir kalian!”
Ironisnya, setelah Rasulullah saw betul-betul datang, mereka justru mendustakan dan mengingkarinya. Kesombongan dan kekufuran mereka telah melampaui batas sehingga Allah menghinakan mereka melalui Rasulullah dan kaum Muslimin. Justru Suku Aus dan Khazraj menjadi kaum Anshar yang menyertai Nabi, mengalahkan dan mengusir kaum Yahudi dari Madinah.
Demikian pula dengan nubuwah Daniel, Bani Israel memelintirnya namun tetap menggunakannya sebagai kabar gembira kemenangan mereka di akhir zaman. Sebuah harapan kosong yang sia-sia.


Tak hanya nubuwah tentang tafsir mimpi Nebukadnezar yang tercantum dalam Kitab Daniel. Ada juga nubuwah tentang akhir zaman yang memuat kabar-kabar tentang masa depan. Di antaranya tentang akan munculnya rijsatul kharab atau “negeri najis.”
Negeri itu mendustakan perintah-perintah Tuhan, mengotori tanah suci dengan perzinaan dan kekufuran. Belum lama terbetik berita bahwa Israel biasa mengumpankan perempuan pada para pemimpin Arab dalam operasi intelijennya. Mantan Menlu Tzipi Livni yang pernah menjadi agen Mossad mengakui bahwa dirinya pun pernah menjadi umpan kotor itu.
Sementara mantan Presiden Israel Moshe Katsav kini dihukum karena memperkosa beberapa perempuan. Sungguh bukti tak terbantahkan betapa zina menjadi bagian dari negara Israel.
Rijsatul kharab juga melakukan kezhaliman yang luar biasa dalam pandangan Allah maupun manusia. Bandingkan dengan Israel yang melanggar tak kurang dari 60 resolusi PBB terkait HAM warga Palestina.
Rijsatul kharab juga dikabarkan didirikan oleh sisa-sisa Bani Israel yang dikumpulkan dari berbagai negeri lain. Pendek kata, segala ciri yang disebutkan dalam Nubuwah Daniel melekat pada negeri Zionis yang didirikan oleh kaum Yahudi rasis di tanah Palestina sekarang ini.
Daniel berkata, “Berdirinya negeri najis itu sampai 2300 tahun atau akan terjadi setelah 2300 tahun.” Setelah apa? Ada beberapa penafsiran soal itu. Namun yang paling kuat menurut Dr. Safar al Hawali adalah sejak berkuasanya Alexander Agung pada tahun 333 SM.
Alasannya karena, setelah wafatnya Nabi Daniel pada tahun 453 SM, manusia menggunakan Penanggalan Alexander yang diberlakukan setelah ia menaklukkan Asia tahun 333 SM. Penanggalan itu terus dipakai hingga Gereja dan Kekaisaran Romawi menerapkan Penanggalan Masehi yang dimulai sejak tahun kelahiran Isa ‘alaihissalam.

Umurnya Hanya 45 Tahun!
Dengan demikian, berdirinya negeri najis itu adalah 2300 tahun setelah 333 SM, yaitu tahun 1967! Sejak kemenangan Israel dalam Perang Enam Hari melawan negara-negara Arab.
Seperti diketahui, Israel diproklamirkan tahun 1948. Namun negeri Zionis itu baru menguasai total Kota Suci Al-Quds atau Yerusalem sejak tahun 1967. Perang pada tahun itu juga membentangkan wilayah Israel dari Tepi Barat hingga Dataran Tinggi Golan.
Daniel mendapatkan nubuwah pula bahwa umur negeri najis itu hanyalah 45 hari. Setelah itu, Allah akan menurunkan kemurkaan-Nya dan menghancurkan negeri itu. Itulah hari kemurkaan atau Yaumul Ghadhab sebagaimana diambil menjadi judul buku Dr. Safar.
Menurut mantan Dekan Fakultas Aqidah Universitas Ummul Quro Makkah ini, hari di sini harus dipahami sebagai tahun. Dus umur negeri itu adalah 45 tahun saja. Artinya 45 tahun setelah 1967 umur negeri najis Israel akan diakhiri oleh Allah Ta’ala.
Di sini ketemulah angka yang mengejutkan, 1967 ditambah 45 ketemu angka 2012! Namun Dr. Safar memberikan catatan bahwa angka itu tidak boleh dipastikan. Meski demikian, patut diharapkan bahwa kehancuran Israel sudah dekat, Insya Allah.
Seperti diketahui, Rasulullah memerintahkan kepada kaum Muslimin agar bersikap hati-hati terhadap kabar Israiliyat. Kabar-kabar yang datang melalui ahli kitab Bani Israil harus disikapi dengan teliti. “Jangan kalian benarkan dan jangan kalian dustakan,” kata beliau.
Maka sikap terhadap kabar kehancuran rijsatul kharab jelas. Tidak boleh langsung diyakini, namun juga tak boleh langsung didustakan. Sebagai umat Muhammad saw, kita tinggal menunggu dan menyaksikan pembuktiannya.
Ada tiga kemungkinan terkait kabar Israiliyat tentang rijsatul kharab. Pertama kabar itu memang tidak akurat sehingga tidak terbukti. Yang kedua, kabar itu benar, namun takwil Dr. Safar Hawali dan perhitungan tahunnya keliru. Yang ketiga, kabar itu benar dan takwilnya pun akurat.

Pasukan Utara dan Timur
Kembali kepada situasi terkini, Israel menggempur Gaza lagi mendekati penghujung tahun 2012. Ia memulai perang dengan membunuh komandan militer Hamas Ahmad Jabari. Mujahidin Hamas dan kelompok jihad lainnya segera merespon dengan menembakkan roket-roketnya ke kota-kota Israel, termasuk Tel Aviv.
Apakah perang ini menjadi awal terwujudnya Nubuwah Daniel? Yaitu turunnya kemurkaan Allah dan menghancurkan negeri najis Israel dengan pasukan mujahidin dari arah utara (Syam atau Suriah) dan Timur (Yordan dan Irak).
Seperti diketahui, kini mujahidin tengah berjihad melawan Syiah Nushairi di utara Israel yaitu Suriah. Mujahidin juga berjihad melawan rejim Syiah di Irak. Sementara gelombang revolusi Arab telah membuka jalan bagi mereka untuk eksis di kawasan Sinai di Mesir utara yang berbatasan dengan Israel di barat.
Yordan yang berbatasan langsung dengan Israel di timur pun mulai digoyang gelombang unjuk rasa. Sepertinya jalan menuju pembebasan Palestina dan penghancuran Israel telah mulai terbuka.
Lalu bagaimana dengan kekuatan Amerika dan Barat yang selama ini menjadi backing Israel? Beberapa kabar Israiliyat lain, dari Kitab Yesaya, Yeremia menyatakan bahwa para pembantu rijsatul kharab akan dihancurkan oleh Allah dengan angin dan badai. Juga dengan kebangkrutan perniagaan yang selama ini menjadi andalan ekonominya.
Apakah Badai Katrina, Topan Sandy dan kebangkrutan ekonomi Amerika merupakan bukti kabar itu? Kalangan Kristen dan Yahudi agaknya mencermati juga perhitungan Nubuwah Daniel. Itulah sebabnya wacana “Kiamat 2012” begitu populer di Amerika. Harap-harap cemas warganya nmenunggu akhir kejayaan mereka. Sementara kita kaum Muslimin menunggu dan menyaksikan. Wallahu a’lam bish shawab.